Sundari (o4/FA/o7146)

14 08 2008

Pengaruh Variasi Kadar Persenyawaan Nitrat dan Fosfat pada Media Murashige Skoog terhadap Pertumbuhan Kalus Daun Binahong (Anredera scandens (L.) Moq.) dan
Analisis Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Etil Asetat-nya.

 

Binahong atau Anredera scandens (L.) Moq merupakan  jenis tanaman menjalar yang biasa digunakan sebagai obat oleh masyarakat Indonesia. Kebutuhannya saat ini semakin meningkat sehingga diperlukan keseragaman kualitas dan kuantitas metabolit sekundernya. Perbedaan lingkungan tempat tumbuh tanaman akan dapat mempengaruhi kualitas metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman tersebut. Permasalahan tersebut dapat dikendalikan melalui kultur jaringan tanaman. Senyawa baru yang memiliki potensi bioaktivitas pun dapat dihasilkan dengan cara memanipulasi media kultur.

      Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan kalus daun Binahong hasil kultur pada media MS 2,4 D 1 ppm dengan variasi kadar nitrat dan fosfat serta mengetahui pengaruh penambahan nitrat dan fosfat terhadap kandungan metabolit sekunder kalus hasil kultur jaringan daun Binahong secara kualitatif. Eksplan yang digunakan adalah daun Binahong segar, sehat dan sudah mekar sempurna. Eksplan disterilisasi dengan sublimat 0,03 % selama 10 menit dan dibilas dengan air suling steril sebanyak 3 kali masing-masing 3, 5 dan 7 menit.  Eksplan ditanam pada media MS padat 2,4 D 1 ppm dengan variasi kadar nitrat dan fosfat. Kalus daun Binahong yang diperoleh dari kultur in-vitro dipanen setelah berumur 30 dan 60 hari. Pertumbuhan kalus dianalisis menggunakan parameter bobot basah kalus dan bobot kering kalus. Analisis kandungan senyawa metabolit sekunder dilakukan secara kualitatif dengan metode KLT.

      Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan nitrat dan fosfat dengan kadar  nitrat 3,76×10-1 M dan fosfat 2,5×10-2 M ; nitrat 3,76×10-1 M dan fosfat 25×10-2 M ; dan 3,76×10-1 M dan fosfat 50×10-2 M menumbuhkan kalus daun Binahong dengan baik. Penambahan kadar nitrat dengan jumlah yang normal dan peningkatan kadar fosfat dalam media kultur secara umum tidak mempengaruhi terbentuknya kandungan senyawa alkaloid dan terpenoid secara kualitatif. 
 

Kata kunci : Anredera scandens (L.) Moq, kultur kalus, nitrat, fosfat, metabolit sekunder

CP : sundari.kosasih@gmail.com





Amelia Indriana (o4/FA/o7199)

13 08 2008

PENGARUH SUKROSA TERHADAP KULTUR KALUS DAUN BINAHONG (Anredera scandens (L.) Moq)

Abstrak

Penggunaan obat dari bahan alam telah banyak digunakan masyarakat Indonesia untuk mendapatkan manfaat kesehatan. Salah satu tumbuhan obat yang saat ini banyak digunakan adalah binahong atau Anredera scandens (L.) Moq. Bahan yang masih dikumpulkan dari tumbuhan liar tidak dapat menjamin ketersediaan bahan baku secara berkelanjutan dan persyaratan kadar metabolit sekunder yang berkhasiat tidak seragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh variasi kadar sukrosa terhadap produksi kalus daun binahong dan metabolit sekunder senyawa golongan flavonoid dan saponin.

Kalus daun binahong diperoleh dari perbanyakan secara in-vitro dalam media MS padat 2,4 D 1 ppm dengan variasi kadar sukrosa 22,5; 30; 37,5; 45; dan 60 g/L. Kalus yang didapatkan dipanen setlah berumur sekitar 20, 40, dan 60 hari. Pengaruh sukrosa terhadap pertumbuhan kalus dianalisis dengan menggunakan parameter rerata bobot segar kalus dan bobot kerin kalus. Pengaruh sukrosa terhadap metabolit sekunder kalus dianalisis dengan kromatografi lapis tipis. Ekstrak etil asetat kalus dibandingkan dengan ekstrak etil asetat daun binahong.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan pengaruh terbesar pada pertumbuhan kalus diberikan oleh media dengan kadar sukrosa 60 g/L. Profil kromatogram menunjukkan senyawa flavonoid terdapat pada media S30 dan S37,5 yang dipanen pada hari ke 20. Senyawa golongan saponin tampak pada semua media perlakuan. 

Kata kunci : binahong, kalus, sukrosa, metabolit sekunder